Thursday, June 22, 2017

[IIP] Materi Kelas Bunda Sayang sesi #1 : KOMUNIKASI PRODUKTIF

Selisih paham sering kali muncul bukan karena isi percakapan melainkan dari cara penyampaiannya.

Maka di tahap awal ini penting bagi kita untuk belajar cara berkomunikasi yang produktif,  agar tidak mengganggu hal penting yang ingin kita sampaikan,  baik kepada diri sendiri,  kepada pasangan hidup kita dan anak-anak kita.


*****

KOMUNIKASI DENGAN DIRI SENDIRI


Tantangan terbesar dalam komunikasi adalah mengubah pola komunikasi diri kita sendiri. Karena mungkin selama ini kita tidak menyadarinya bahwa komunikasi diri kita termasuk ranah komunikasi yang tidak produktif.

Kita mulai dari pemilihan kata yang kita gunakan sehari-hari.

Kosakata kita adalah output dari struktur berpikir dan cara kita berpikir

Ketika kita selalu berpikir positif maka kata-kata yang keluar dari mulut kita juga kata-kata positif, demikian juga sebaliknya.

Kata-kata anda itu membawa energi, maka pilihlah kata-kata anda

Kata  masalah gantilah dengan tantangan
Kata Susah gantilah dengan Menarik
Kata Aku tidak tahu gantilah Ayo kita cari tahu

Ketika kita berbicara “masalah” kedua ujung bibir kita turun, bahu tertunduk, maka kita akan merasa semakin berat dan tidak bisa melihat solusi.

Tapi jika kita mengubahnya dengan “TANTANGAN”, kedua ujung bibir kita tertarik, bahu tegap, maka nalar kita akan bekerja mencari solusi.

Pemilihan diksi (Kosa kata) adalah pencerminan diri kita yang sesungguhnya
Pemilihan kata akan memberikan efek yang berbeda terhadap kinerja otak. Maka kita perlu berhati-hati dalam memilih kata supaya hidup lebih berenergi dan lebih bermakna.

Jika diri kita masih sering berpikiran negatif, maka kemungkinan diksi (pilihan kata) kita juga kata-kata negatif, demikian juga sebaliknya.


******
 


KOMUNIKASI DENGAN PASANGAN


Ketika berkomunikasi dengan orang dewasa lain, maka awali dengan kesadaran bahwa “aku dan kamu” adalah 2 individu yang berbeda dan terima hal itu.

Pasangan kita dilahirkaan oleh ayah ibu yang berbeda dengan kita,

tumbuh dan berkembang pada lingkungan yang berbeda,
belajar pada kelas yang berbeda, mengalami hal-hal yang berbeda dan banyak lagi hal lainnya.

Maka sangat boleh jadi pasangan kita memiliki Frame of Reference (FoR) dan Frame of Experience (FoE) yang berbeda dengan kita.

FoR adalah cara pandang, keyakinan, konsep dan tatanilai yang dianut seseorang.
Bisa berasal dari pendidikan ortu, bukubacaan, pergaulan, indoktrinasi dll.


FoE adalah serangkaian kejadian yang dialami seseorang, yang dapat membangun emosi dan sikap mental seseorang.

FoE dan FoR mempengaruhi persepsi seseorang terhadap suatu pesan/informasi yang datang kepadanya.

Jadi jika pasangan memiliki pendapat dan pandangan yang berbeda atas sesuatu,
ya tidak apa-apa, karena FoE dan FoR nya memang berbeda.


Komunikasi dilakukan untuk MEMBAGIKAN yang kutahu kepadamu,
sudut pandangku agar kau mengerti, dan demikian pula SEBALIKnya.


Komunikasi yang baik akan membentuk FoE/FoR ku dan FoE/FoR mu ==> FoE/FoR KITA

Sehingga ketika datang informasi akan dipahami secara sama antara kita dan pasangan kita, ketika kita menyampaikan sesuatu,  pasangan akan menerima pesan kita itu seperti yang kita inginkan.

Komunikasi menjadi bermasalah ketika menjadi MEMAKSAKAN pendapatku kepadamu,
harus kau pakai sudut pandangku dan singkirkan sudut pandangmu.


Pada diri seseorang ada komponen NALAR dan EMOSI;
bila Nalar panjang - Emosi kecil;
bila Nalar pendek - Emosi tinggi


Komunikasi antara 2 orang dewasa berpijak pada Nalar.
Komunikasi yang sarat dengan aspek emosi terjadi pada anak-anak atau orang yang sudah tua.

Maka bila Anda dan pasangan masih masuk kategori Dewasa --sudah bukan anak-anak dan belum tua sekali-- maka selayaknya mengedepankan Nalar daripada emosi,
dasarkan pada fakta/data dan untuk problem solving.


Bila Emosi anda dan pasangan sedang tinggi,
jeda sejenak, redakan dulu ==>
agar nalar anda dan pasangan bisa berfungsi kembali dengan baik.


Ketika Emosi berada di puncak amarah (artinya nalar berada di titik terendahnya)
sesungguhnya TIDAK ADA komunikasi disana,
tidak ada sesuatu yang dibagikan;
yang ada hanya suara yang bersahut-sahutan, saling tindih berebut benar.


Ada beberapa kaidah yang dapat membantu meningkatkan efektivitas dan produktivitas komunikasi anda dan pasangan:

1. Kaidah 2C: Clear and Clarify

Susunlah pesan yang ingin Anda sampaikan dengan kalimat yang jelas (clear) sehingga mudah dipahami pasangan.
Gunakan bahasa yang baik dan nyaman bagi kedua belah pihak.


Berikan kesempatan kepada pasangan untuk bertanya, mengklarifikasi (clarify) bila ada hal-hal yang tidak dipahaminya.

2. Choose the Right Time

Pilihlah waktu dan suasana yang nyaman untuk menyampaikan pesan.
Anda yang paling tahu tentang hal ini.
Meski demikian tidak ada salahnya bertanya kepada pasangan waktu yang nyaman baginya berkomunikasi dengan anda, suasana yang diinginkannya, dll.


3. Kaidah 7-38-55

Albert Mehrabian menyampaikan bahwa pada komunikasi yang terkait dengan perasaan dan sikap (feeling and attitude) aspek verbal (kata-kata) itu hanya 7% memberikan dampak pada hasil komunikasi.

Komponen yang lebih besar mempengaruhi hasil komunikasi adalah intonasi suara (38%) dan bahasa tubuh (55%).

Anda tentu sudah paham mengenai hal ini.
Bila pasangan anda mengatakan "Aku jujur. Sumpah berani mati!" namun matanya kesana-kemari tak berani menatap Anda, nada bicaranya mengambang maka pesan apa yang Anda tangkap?
Kata-kata atau bahasa tubuh dan intonasi yang lebih Anda percayai?


Nah, demikian pula pasangan dalam menilai pesan yang Anda sampaikan, mereka akan menilai kesesuaian kata-kata, intonasi dan bahasa tubuh Anda.

4. Intensity of Eye Contact

Pepatah mengatakan mata adalah jendela hati
Pada saat berkomunikasi tataplah mata pasangan dengan lembut, itu akan memberikan kesan bahwa Anda terbuka, jujur, tak ada yang ditutupi.
Disisi lain, dengan menatap matanya Anda juga dapat mengetahui apakah pasangan jujur, mengatakan apa adanya dan tak menutupi sesuatu apapun.


5. Kaidah: I'm responsible for my communication results

Hasil dari komunikasi adalah tanggung jawab komunikator, si pemberi pesan.

Jika si penerima pesan tidak paham atau salah memahami, jangan salahkan ia,
cari cara yang lain dan gunakan bahasa yang dipahaminya.


Perhatikan senantiasa responnya dari waktu ke waktu agar Anda dapat segera mengubah strategi dan cara komunikasi bilamana diperlukan.
Keterlambatan memahami respon dapat berakibat timbulnya rasa jengkel pada salah satu pihak atau bahkan keduanya.


*******

KOMUNIKASI DENGAN ANAK


Anak –anak itu memiliki gaya komunikasi yang unik.
Mungkin mereka tidak memahami perkataan kita,
tetapi mereka tidak pernah salah meng-copy


Sehingga gaya komunikasi anak-anak kita itu bisa menjadi cerminan gaya komunikasi orangtuanya.

Maka kitalah yang harus belajar gaya komunikasi yang produktif dan efektif.
Bukan kita yang memaksa anak-anak untuk memahami gaya komunikasi orangtuanya.


Kita pernah menjadi anak-anak, tetapi anak-anak belum pernah menjadi orangtua,
sehingga sudah sangat wajar kalau kita yang harus memahami mereka.


Bagaimana Caranya ?

a. Keep Information Short & Simple (KISS)

Gunakan kalimat tunggal, bukan kalimat majemuk

⛔Kalimat tidak produktif :
“Nak, tolong setelah mandi handuknya langsung dijemur kemudian taruh baju kotor di mesin cuci ya, sisirlah rambutmu, dan jangan lupa rapikan tempat tidurmu.

✅Kalimat Produktif :
“Nak, setelah mandi handuknya langsung dijemur ya”  ( biarkan aktivitas ini selesai dilakukan anak, baru anda berikan informasi yang lain)

b. Kendalikan intonasi suara dan gunakan suara ramah

Masih ingat dengan rumus 7-38-55 ?
Selama ini kita sering menggunakan suara saja ketika berbicara ke anak,
yang ternyata hanya 7% mempengaruhi keberhasilan komunikasi kita ke anak.
38% dipengaruhi intonasi suara dan 55% dipengaruhi bahasa tubuh


⛔Kalimat tidak produktif:
“Ambilkan buku itu !” ( tanpa senyum, tanpa menatap wajahnya)

✅Kalimat Produktif :
“Nak, tolong ambilkan buku itu ya” (suara lembut , tersenyum, menatap wajahnya)

Hasil perintah pada poin 1 dengan 2 akan berbeda.
Pada poin 1, anak akan mengambilkan buku dengan cemberut.
Sedangkan poin 2, anak akan mengambilkan buku senang hati.


c.  Katakan apa yang kita inginkan, bukan yang tidak kita inginkan

⛔Kalimat tidak produktif :
“Nak, Ibu tidak ingin kamu ngegame terus sampai lupa sholat, lupa belajar !”

✅Kalimat produktif :
“Nak, Ibu ingin kamu sholat tepat waktu dan rajin belajar”

d.  Fokus ke depan, bukan masa lalu

⛔Kalimat tidak produktif :
“Nilai matematikamu jelek sekali, cuma dapat 6! Itu kan gara-gara kamu ngegame terus,sampai lupa waktu,lupa belajar, lupa PR.
Ibu juga bilang apa. Makanya nurut sama Ibu biar nilai tidak jeblok.
Kamu sih nggak mau belajar sungguh-sungguh, Ibu jengkel!”


✅Kalimat produktif :
“Ibu lihat nilai rapotmu, hasilnya tidak sesuai dengan yang diharapkan,
ada yang bisa ibu bantu? Sehingga kamu bisa mengubah strategi belajar menjadi lebih baik lagi”


e. Ganti kata ‘TIDAK BISA” menjadi “BISA”

Otak kita akan bekerja seseai kosa kata.
Jika kita mengatakan “tidak bisa” maka otak akan bekerja mengumpulkan data-data pendukung faktor ketidakbisaan tersebut.

Setelah semua data faktor penyebab ketidakbisaan kita terkumpul, maka kita malas mengerjakan hal tersebut yang pada akhirnya menyebabkan ketidakbisaan sesungguhnya.

Begitu pula dengan kata “BISA” akan membukakan jalan otak untuk mencari faktor-faktor penyebab bisa tersebut, pada akhirnya kita BISA menjalankannya.


f. Fokus pada solusi bukan pada masalah

⛔Kalimat tidak produktif :
“Kamu itu memang tidak pernah hati-hati, sudah berulangkali ibu ingatkan,
kembalikan mainan pada tempatnya, tidak juga dikembalikan,
sekarang hilang lagi kan, rasain sendiri!”


✅Kalimat produktif:
“Ibu sudah ingatkan cara mengembalikan mainan pada tempatnya,
sekarang kita belajar memasukkan setiap kategori mainan dalam satu tempat.
Kamu boleh ambil mainan di kotak lain, dengan syarat masukkan mainan sebelumnya pada kotaknya terlebih dahulu”.


g. Jelas dalam memberikan pujian dan kritikan

Berikanlah pujian dan kritikan dengan menyebutkan perbuatan/sikap apa saja yang perlu dipuji dan yang perlu dikritik.
Bukan hanya sekedar memberikan kata pujian dan asal kritik saja.
Sehingga kita mengkritik sikap/perbuatannya bukan mengkritik pribadi anak tersebut.


⛔Pujian/Kritikan tidak produktif:
“Waah anak hebat, keren banget sih”
“Aduuh, nyebelin banget sih kamu”

✅Pujian/Kritikan produktif:
“Mas, caramu menyambut tamu Bapak/Ibu tadi pagi keren banget, sangat beradab, terima kasih ya nak”
“Kak, bahasa tubuhmu saat kita berbincang-bincang dengan tamu Bapak/Ibu tadi sungguh sangat mengganggu, bisakah kamu perbaiki lagi?”

h. Gantilah nasihat menjadi refleksi pengalaman

⛔Kalimat Tidak Produktif:
“Makanya jadi anak jangan malas, malam saat mau tidur,
siapkan apa yang harus kamu bawa, sehingga pagi tinggal berangkat”


✅Kalimat Produktif:
“Ibu dulu pernah merasakan tertinggal barang yang sangat penting seperti kamu saat ini, rasanya sedih dan kecewa banget, makanya ibu selalu mempersiapkan segala sesuatunya di malam hari menjelang tidur.

I. Gantilah kalimat interogasi dengan pernyataan observasi

⛔Kalimat tidak produktif :
“Belajar apa hari ini di sekolah? Main apa saja tadi di sekolah?

✅Kalimat produktif :
“Ibu lihat matamu berbinar sekali hari ini,sepertinya  bahagia sekali di sekolah,
boleh berbagi kebahagiaan dengan ibu?”


j. Ganti kalimat yang Menolak/Mengalihkan perasaan dengan kalimat yang menunjukkan empati

⛔Kalimat tidak produktif :
"Masa sih cuma jalan segitu aja capek?"

✅kalimat produktif :
kakak capek ya? Apa yang paling membuatmu lelah dari perjalanan kita hari ini?

k. Ganti perintah dengan pilihan

⛔kalimat tidak produktif :
“ Mandi sekarang ya kak!”

✅Kalimat produktif :
“Kak 30 menit  lagi kita akan berangkat, mau melanjutkan main 5 menit lagi,
baru mandi, atau mandi sekarang, kemudian bisa melanjutkan main sampai kita semua siap berangkat
"

Salam Ibu Profesional,
/Tim Bunda Sayang IIP/

Sumber bacaan:

Albert Mehrabian, Silent Message : Implicit Communication of Emotions and attitudes, e book, paperback,2000
Dodik mariyanto, Padepokan Margosari : Komunikasi Pasangan, artikel, 2015
Institut Ibu Profesional, Bunda Sayang : Komunikasi Produktif, Gaza Media, 201 4
Hasil wawancara dengan Septi Peni Wulandani tentang pola komunikasi di Padepokan Margosari

[IIP] Program Kelas Bunda Sayang IIP Batch#2 Wilayah TangSel

“Anakmu bukan milikmu, ia adalah milik jamannya,
Kau boleh berikan rumah untuk raganya,
tapi tidak untuk jiwanya,
Karena jiwa mereka adalah penghuni rumah masa depan,
yang tiada dapat kau kunjungi,
walaupun dalam impian”.
(Anak – Kahlil Gibran)



Penggalan puisi di atas mengingatkan kepada kita bahwa tugas orangtua adalah mengantarkan anak-anak untuk siap menemui masa depannya.
Meskipun anak-anak adalah homo ludens (makhluk yang suka bermain) tetapi mendidik mereka tidak bisa “main-main”.

Butuh keseriusan para orangtua untuk mempersiapkan anak tersebut mencapai gerbang mimpinya. Butuh sikap profesional dalam mendidik mereka.

Ibu Profesional adalah komunitas para ibu dan calon ibu yang selalu meningkatkan kualitas diri dan keluarganya dengan ilmu yang bermanfaat untuk dapat menjalankan aktivitas keluarga secara profesional.

Terdapat empat tahapan program yang diselenggarakan Institut Ibu Profesional, yaitu Program Bunda Sayang, Program Bunda Cekatan, Program Bunda Produktif dan Program Bunda Shaliha.

Program Bunda Sayang menitikberatkan pada HOW TO EDUCATE YOUR CHILDREN atau ilmu dasar mendidik anak.

Kesuluruhan ilmu tersebut dipaparkan dalam dua belas pilar yang aplikatif dan inspiratif selama dua belas bulan.

Untuk ini Institut Ibu Profesional wilayah Tangerang Selatan melaksanakan Program Kelas Bunda Sayang Batch#2 secara online selama periode Mei 2017 hingga April 2018.

Salam Ibu Profesional


Sumber bacaan:

Institut Ibu Profesional, Bunda Sayang: Komunikasi Produktif, Gaza Media, 2014

Thursday, June 8, 2017

Kelas Bunda Sayang Institut Ibu Profesional


Setelah kurang lebih 9 minggu menimba ilmu di kelas matrikulasi,
Tibalah saatnya untuk kenaikan kelas..
BUNDA SAYANG adalah tahapan kelas di Institut Ibu Profesional (IIP) selanjutnya...


Tahapan Kelas di IIP


Apa itu Bunda Sayang?

Kelas Bunda Sayang adalah merupakan jenjang pertama yang berisi 12 materi-materi dasar mengenai pendidikan anak dan keluarga.

Dalam kelas tersebut, kita akan belajar ilmu untuk mendidik anak dengan mudah dan menyenangkan..

Apa aja materinya?

Kuliah Bunda Sayang terdiri dari 12 materi dasar mendidik anak, yaitu :

1. Komunikasi produktif,
2. Memandu Kemandirian Anak di Rumah
3. Melejitkan Kecerdasan Emosi dan spiritual anak-anak,
4. Memahami gaya belajar anak, Mendampingi dengan benar,
5. Mendidik anak suka membaca dan menulis,
6. Mendidik Anak menyukai Matematika,
7. Semua anak adalah bintang,
8. Mendidik anak cerdas finansial sejak dini,
9. Memicu Kreativitas anak sejak dini,
10. Membangun karakter anak lewat dongeng,
11. Mengenalkan Pendidikan Seks secara tepat dan benar sejak dini,
12. Keluarga Multimedia, membangun kebersamaan melalui teknologi


Waah, banyak yaaa.. berapa lama tuh???

berbeda dari kelas Matrikulasi, yg dalam 1 materi hanya 1 minggu..
di kelas Bunda Sayang ini, masing2 materi akan dibahas selama 1 bulan.
Jadi, total untuk 12 materi berarti 1 tahun penuh kita akan berada dalam kelas Bunda Sayang

Ada homework-nya juga kah?

Tentu dooong, kan homework itu fungsinya mengaplikasikan apa yg sudah di dapat dari materi..
Untuk di kelas bunda sayang ini, tugasnya adalah berupa TANTANGAN 10 HARI dan ALIRAN RASA..


Tantangan 10 hari ini adalah mengaplikasikan materi yg di dapat, dan menuliskannya dalam jurnal (bisa melalui status FB, notes FB, instagram, atau blog) kemudian menyetorkan link-nya dalam google form..

Sedangkan Aliran Rasa  adalah menuliskan pengalaman setelah melakukan rangkaian kegiatan Tantangan 10 Hari tersebut.. yaah semacam menuliskan before - after setelah melaksanakan dan mengaplikasikan materinya...

Syarat Lulusnya Apa??

Syarat Kelulusan Kelas Bunda Sayang adalah mengumpulkan minimal 7 macam TANTANGAN 10 HARI dan mendapatkan surat cinta dari dari sang terkasih ( baik dalam bentuk tulisan maupun lisan) ....

*******

Naaah, itu overview tentang Bunda Sayang yaa..
Karena tugas dari Bunda Sayang lebih intens, saya memilih untuk meng-updatenya di FB,
Soalnya kalo mesti buka blog dulu, lamaa :D
Insya Allah materi dan tugasnya akan segera dimigrasi kesini, secepatnya...